Indahnya Tanjung Selor, Tak Selebar Daun Kelor
Ini ialah durian ciri khas Kalimantan, yang baru kali pertamanya saya cicip saat bertandang ke Tanjung Selor, Kalimantan Utara, Kamis (23/8/2018), waktu saya mengikuti Direktur Umum Instansi Lembaga Pengelola Dana Berguling Koperasi serta UMKM (LPDB KUMKM) Kementerian Koperasi serta UKM Bapak Braman Setyo, Sekretaris Dirut Mbak Devi, serta Humas Mas Anggit.
Saat saya dibawa makan durian wow jelas saya tidak menampik. Dalam bayangan saya, durian yang disebut durian yang umum saya makan mengingat durian ialah buah kegemaran saya. Tetapi ini bukanlah salah satu buah kegemaran saya. Terdapat beberapa. Nenas, nangka, mangga, rambutan, serta banyak. Serakah ya? Hahaha...Saya senang makan buah selain sehatkan, dapat memuluskan kulit, khususnya kulit muka. Tuturnya sich demikian. Serta, kegemaran saya makan buah turun pada beberapa anak saya.Tempat yang diambil dekat Kuliner Pinggir Kayan (Kulteka). Kayan ini ialah nama sungai yang mengalir dalam daerah propinsi Kalimantan Utara, yang berhulu di Gunung Ukeng serta muara ke laut Sulawesi dengan panjang seputar 576 km.Nama durian lokal itu Elai. Warnanya orange. Kata sang penjual, durian tipe ini cuma berada di Kalimantan. Sebab ini kali pertamanya saya mencicip durian ini, jelas saja saya kagum. Buat beberapa orang yang sempat berkunjung di Kalimantan, tidak asing dengan buah ini. Riwayat buah elai juga sudah mengetahui.Sepintas buah durian Elai seperti dengan buah durian yang umum saya jumpai. Tetapi duri-durinya semakin tumpul serta lunak jika digenggam. Disentuh juga tidak berasa sakit. Jika buah durian yang umumnya kan duri-durinya tajam serta keras.Aroma buahnya juga tidak menusuk. Tidak ada aroma ciri khas buah durian yang umum seringkali kita cium. Struktur buahnya cukup padat serta condong kering. Lain dengan struktur buah durian yang semakin lembut serta condong basah.Buah elai ini masih "keluarga" dari buah durian. Jadi salah sebuah tropis yang banyak digemari untuk pangan gizi serta buah eksotik ciri khas Kalimantan. Penjual menerangkan, buah durian elai ini hasil "perkawinan" dengan buah durian. Hasilnya daging buahnya memiliki tekstur lembut seperti durian, tetapi warnanya buahnya masih oranye.Tuturnya, buah durian lai ini mempunyai banyak macam warna seperti jingga, serta merah. Tetapi semasa saya di Tanjung Selor belum sekalinya dibawa untuk mencicip buah elai berwarna jingga serta merah.Buah ini kelihatannya pas nih untuk mereka yang ingin coba durian tetapi tidak senang baunya sebab aroma buah ini semakin lembut, tidak setajam buah durian umumnya.Entahlah telah seberapa banyak saya makan dengan cara saya pencinta durian. Sayangnya saya tidak pernah bertanya berapakah harga perbuahnya. Maklum, bukan saya yang bayar sich.Untuk dapat sampai ke Tanjung Selor, Kalimantan Utara, "tidak gampang". Dari Lapangan terbang Soekarno Hatta dengan menumpang pesawat Garuda Indonesia Airways, harus terlebih dahulu ke Lapangan terbang Tarakan. Perlu seputar 2,5 jam perjalanan lintas udara.Dari Lapangan terbang Tarakan lalu ke Dermaga Tengkayu Satu, Kota Tarakan. Jaraknya seputar 6 KM dengan waktu pintas seputar 15 menit. Sebab untuk sampai ke Tanjung Kelor kami harus seberangi sungai dengan memakai speedboat. Serta, saya pergi dengan naiki 'Kaltara Utama'.Sepenglihatan saya, di dermaga ini penumpang lumayan ramai. Saya tanya-tanya, tuturnya, ini dermaga transit buat beberapa penumpang. Transitnya ke beberapa arah seperti ke Tanjung Selor, Bunyu, Malinau, Nunukan atau Sei Nyamuk di Pulau Sebatik.Speedboat jurusan Tanjung Selor ada setiap 30 menit dengan pelayaran pertama jam 07:00 waktu ditempat serta pelayaran paling akhir pada jam 16:00 WITA. Pelabuhan dermaga hanya memiliki jarak 500 mtr. dari loket pembelian ticket. Tiap kondektur meneriakkan jurusan serta operator speedboat itu. Jadi tak perlu cemas, kita tidak salah naik speedboat.Speedboat yang saya naiki ini telah "dibajak" oleh Kepala Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi serta UMKM Kaltara Bapak Hartono. Jadi dalam speedboat ini cuma ada 8 penumpang -- Dirut LPDB Bapak Braman Setyo, Sekretaris Dirut Mbak Devi, Humas Mas Anggit, saya, kepala dinas serta dua stafnya yang wanita, ditambah 3 awak speedbooat. Ukuran speedboat tidak demikian besar. Serta semua penumpang harus memakai pelampung.Serta, ini ialah pengalaman pertama saya. Tentunya saya demikian ketertarikan. Dapat nikmati hembusan angin laut serta bercengkrama bersama-sama deburan ombak. Tangan saya tidak henti-hentinya bermain air laut yang membiru. Saya tidak hiraukan sengatan cahaya mentari yang terik. Saya jika telah ada di lautan, wah senangnya tidak terhitung.Melayari selat antara pulau Tarakan serta pulau Kalimantan, dan telusuri sungai Kayan, perlu waktu lebih dari pada 1 jam. Semasa perjalanan ini dapat disebut cukup tenang. Langit demikian cerah. Hembusan angin cukup kencang. Saya juga nikmati perjalanan ini.Selama perjalanan telusuri sungai Kayan, saya berpapasan dengan speedboat yang ke arah Tarakan dan lihat kegiatan masyarakat yang tinggal di wilayah saluran sungai Kayan.Melewati lautan ialah perjalanan yang sangat membahagiakan untuk saya. "Indonesiaaaaa... I love youuuuu...!" teriak saya.Saya juga ada di Tanjung Selor, Kalimantan Utara (awalnya Kalimantan Timur) sesudah 1 jam semakin melintas lautan.Kaltara sah disahkan jadi propinsi di pertemuan pleno DPR pada 25 Oktober 2012 berdasar UU Nomor 20 tahun 2012 serta membuatnya untuk propinsi ke-34 Indonesia. Serta, ini bermakna Kaltara untuk propinsi termuda Indonesia.Untuk pendatang di propinsi termuda, tentu saja saya ingin ketahui semakin jauh mengenai propinsi ini. Hari demikian terik. Cahaya mentari demikian menusuk. "Wah tidak ada bu," jawabnya. "Jadi jika saya lagi di sini terus ingin mengeksplor Tanjung Selor, tidak ada demikian?" bertanya saya pastikan. "Ada sich, tetapi sedikit," jawabnya.Menurut pengakuannya, di sini tidak ada mall, tidak ada bioskop, atau beberapa tempat nongkrong asyik. Paling kafe yang biasa saja. Entahlah jika saat ini. Tetapi...jika bicara masalah keelokan alam, cantik .Jika ingin jalanan, salah satunya yang dapat didatangi ialah Kuliner Pinggir Kayan atau dipersingkat Kulteka. Pusat kuliner yang dibuat di atas sungai Kayan ini ialah tujuan kuliner yang tawarkan sensasi bersantap di atas air sekalian lihat kesibukan masyarakat yang hilir mudik dengan memakai sampan, speedboat atau kapal.Saat di Tanjung Selor, saya telah berapa ke Kulteka, nikmati hidangan makanan ciri khas sana. Makan siang, makan malam juga di sini. Saat malam dapat sekalian lihat berkilau lampu yang bergelantungan di jempatan membelah sungai Kayan.Hebat kan? Satu saat saya kesini lagi, saya percaya Kaltara makin menarik, makin cantik, makin memesona.
Manfaat Kunyit Untuk Ayam Aduan |